Filosofi Air dari AJI TIRTA JATI
Sahabat,
Ilmu Aji Tirta Jati adalah mengambil
Karakter dari unsur air. Dimana air selalu mengalir ke tempat yg lebih rendah.
Jadi bersikaplah untuk selalu merendah
& Tawadlu', dan jauhi sifat sombong serta arogan.
AIR bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah kalah. Air mematikan api dan membersihkan kotoran. Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan, air meloloskan diri dalam bentuk uap dan kembali mengembun. Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu. Bilamana bertemu batu karang, dia akan berbelok untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali. Air memberikan jalan pada hambatan dengan segala kerendahan hati, karena dia sadar bahwa tak ada satu kekuatan apapun yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan. Air menang dengan mengalah, dia tak pernah menyerang namun selalu menang pada akhir perjuangannya.
Tujuh filosofi air :
Air adalah sumber
kehidupan.
Sejuk.
Dapat dijadikan
cermin saat tenang,
Tidak serakah,
Fleksible &
luwes
Rendah hati &
Tawadlu (memandang ke bawah)
Memiliki tekad yang
kuat.
Menjadi seperti air berarti Fleksibel, di
dalamnya tersimpan kelembutan, kekuatan, kehidupan sekaligus kebijaksanaan.
Air adalah zat yang adaptif, bisa berada
dimana saja, tetapi juga kuat. Tak tertangkap oleh Genggaman tangan tetapi bisa
dirasakan kehadirannya.
Air lembut, tak berujung, dan tidak
tajam, menunjukkan ia bisa jadi sahabat. Tetapi air bisa keras, kuat dan tegas.
Tetesan air yang terus menerus bisa
melubangi kerasnya batu karang atau bisa membuat besi yang kuat berkarat dan
hancur.
Air juga bisa melahirkan bencana yang
tak tertaklukkan. Ombak yang bergulung, bencana besar Tsunami, atau banjir
menjadi peringatan betapa dahsyatnya kekuatan air. Selama kita mampu menyelami
sifat air, air bisa menjadi sahabat tiada duanya. Karena kita tahu, tanpa air
tak akan ada kehidupan ini.
HIDUP SEPERTI AIR atau menurut
masyarakat Tionghoa dikenal juga dengan istilah Tao Te Ching ternyata berbeda
dengan “hidup seperti air mengalir”. Prinsip hidup seperti air lebih mengarah
pada sifat global air itu sendiri, sedangkan hidup seperti air mengalir lebih
mengarah pada salah satu sifat air yang selalu mengalir kesegala arah.
Lalu kenapa kita harus hidup seperti air
?, atau paling tidak filosofi apa yang bisa kita ambil dari air ?
Pertama, selain mempunyai sifat
mengalir, air juga mempunyai sifat menguap.
Naik keatas dan bertemu, berkumpul dan bersatu dengan uap air yang berasal dari berbagai tempat, dan dari pertalian ikatan ini akhirnya terbentuklah awan. Gumpalan awan ini kemudian bertemu dengan gumpalan-gumpalan lainnya sehingga semakin berat dan turunlah hujan yang menyejukan. Sifat ini hendaknya ditiru oleh kita, yaitu begitu pangkat dan kualitas hidup kita bisa lebih baik dan diatas orang lain, seharusnya kita bisa bersatu padu dengan orang-orang yang sama-sama diberikan derajat lebih untuk kemudian berusaha semaksimal mungkin menyejahterakan banyak orang.
Naik keatas dan bertemu, berkumpul dan bersatu dengan uap air yang berasal dari berbagai tempat, dan dari pertalian ikatan ini akhirnya terbentuklah awan. Gumpalan awan ini kemudian bertemu dengan gumpalan-gumpalan lainnya sehingga semakin berat dan turunlah hujan yang menyejukan. Sifat ini hendaknya ditiru oleh kita, yaitu begitu pangkat dan kualitas hidup kita bisa lebih baik dan diatas orang lain, seharusnya kita bisa bersatu padu dengan orang-orang yang sama-sama diberikan derajat lebih untuk kemudian berusaha semaksimal mungkin menyejahterakan banyak orang.
Kadang sering ada yang menjadikan teori
diatas sebagai alasan mengapa hidup harus seperti air yang mengalir, padahal
teori diatas bukanlah tentang “air mengalir” melainkan ½ dari ”siklus air”.
Sedangkan “air mengalir” bagian dari “Siklus air”.
Kedua, air mempunyai sifat membersihkan.
Tentunya tidak semua air bisa membersihkan, air yang bisa membersihkan tentunya harus air yang bersih juga. Hikmahnya buat kita, hendaklah kita menjadi pribadi yang bisa mempengaruhi orang lain untuk berada dijalan yang baik, benar dan bersih, dan untuk itu tentunya kita harus membersihkan diri sendiri terlebih dahulu tentunya.
Tentunya tidak semua air bisa membersihkan, air yang bisa membersihkan tentunya harus air yang bersih juga. Hikmahnya buat kita, hendaklah kita menjadi pribadi yang bisa mempengaruhi orang lain untuk berada dijalan yang baik, benar dan bersih, dan untuk itu tentunya kita harus membersihkan diri sendiri terlebih dahulu tentunya.
Ketiga, air mempunyai sifat halus dan
lembut tapi tegas.
Air bisa datang dalam jumlah yang sangat besar tapi juga bisa seketika hilang tanpa jejak. Saya lebih percaya kalau materi di muka bumi ini yang paling lembut sepertinya air, setiap kita sentuh ia sangat halus, saking halusnya kita tidak bisa mengukur seberapa tebal ukuran inti air. Tetapi, meskipun air terlihat dan terasa begitu tenang, lembut dan menyejukan, manakala ia “bertindak atas perintah Allah SWT” untuk memberikan peringatan kepada umat manusia maka efeknya sangat dahsyat mampu meluluh lantahkan dunia lebih dari sebuah bom atom. Pelajarannya buat kita adalah kita harus menjadi pribadi yang lemah lembut, santun, menentramkan tapi tidak loyo, tidak cemen. Tenang tapi punya ketegasan yang tidak bisa disepelekan dan direndahkan.
Air bisa datang dalam jumlah yang sangat besar tapi juga bisa seketika hilang tanpa jejak. Saya lebih percaya kalau materi di muka bumi ini yang paling lembut sepertinya air, setiap kita sentuh ia sangat halus, saking halusnya kita tidak bisa mengukur seberapa tebal ukuran inti air. Tetapi, meskipun air terlihat dan terasa begitu tenang, lembut dan menyejukan, manakala ia “bertindak atas perintah Allah SWT” untuk memberikan peringatan kepada umat manusia maka efeknya sangat dahsyat mampu meluluh lantahkan dunia lebih dari sebuah bom atom. Pelajarannya buat kita adalah kita harus menjadi pribadi yang lemah lembut, santun, menentramkan tapi tidak loyo, tidak cemen. Tenang tapi punya ketegasan yang tidak bisa disepelekan dan direndahkan.
Keempat, hadirnya air selalu dibutuhkan
dan dirindukan oleh siapapun.
Mudah-mudahan dengan berkaca pada peran air, kita bisa berusaha menjadi manusia yang setiap kehadirannya selalu dibutuhkan dan sangat dirasakan manfaatnya oleh orang lain, sehingga kita tidak menjadi terbuang dan terkubur didalam sampah sejarah.
Mudah-mudahan dengan berkaca pada peran air, kita bisa berusaha menjadi manusia yang setiap kehadirannya selalu dibutuhkan dan sangat dirasakan manfaatnya oleh orang lain, sehingga kita tidak menjadi terbuang dan terkubur didalam sampah sejarah.
Kelima, berubah bentuk tapi tidak
berubah sifat.
Sobat perhatikan bak mandi yang berisi air secara penuh, misalnya bak tersebut berbentuk kubus, otomatis air yang didalamnya karena mempunyai sifat menekan ke segala air bentuknya juga menjadi kubus mengikuti bentuk bak mandi. Air tersebut kemudian sobat pindahkan kedalam drum yang mempunyai bentuk silinder, otomatis air tersebut bentuknya juga menjadi silinder karena menyesuaikan bentuk drum.
Sobat perhatikan bak mandi yang berisi air secara penuh, misalnya bak tersebut berbentuk kubus, otomatis air yang didalamnya karena mempunyai sifat menekan ke segala air bentuknya juga menjadi kubus mengikuti bentuk bak mandi. Air tersebut kemudian sobat pindahkan kedalam drum yang mempunyai bentuk silinder, otomatis air tersebut bentuknya juga menjadi silinder karena menyesuaikan bentuk drum.
Ketika air berada didalam bak mandi dan
bentuknya menyesuaikan bak mandi, ia tetaplah air, air dengan segala ciri khas,
sifat dan karakternya. Begitu juga ketika air dipindahan kedalam sebuah drum,
ia tetaplah air yang masih dengan segala ciri khas, sifat dan karakternya. Ia
tidak berubah menjadi minyak ataupun yang lainnya. Gambarannya, dimanapun kita
berada hendaklah kita tetap mempunyai kepribadian yang kuat, keimanan yang
teguh, yang tidak mudah terpengaruh oleh perubahan kondisi dan lingkungan.
Keenam, air tidak bisa dibelah, selalu
mengalah tapi tidak pernah kalah.
Sobat perhatikan saat air dikolam atau dimanapun, dengan cara apapun ia dibelah tetap ia akan bersatu kembali. Dengan satu hentakan pukulan keras mungkin air tersebut tercerai-berai menciprat kesegala arah. Tapi ia akan tetap kembali bersatu lagi. Hikmahnya buat kita, apalagi kalau bukan semangat persatuan dan persaudaraan. Air sangat mudah berbaur dengan sesama air, sudah selayaknya kita juga bisa berbaur dan bersatu-padu antar sesama manusia terlebih lagi disatu bangsa yang sama.
Sobat perhatikan saat air dikolam atau dimanapun, dengan cara apapun ia dibelah tetap ia akan bersatu kembali. Dengan satu hentakan pukulan keras mungkin air tersebut tercerai-berai menciprat kesegala arah. Tapi ia akan tetap kembali bersatu lagi. Hikmahnya buat kita, apalagi kalau bukan semangat persatuan dan persaudaraan. Air sangat mudah berbaur dengan sesama air, sudah selayaknya kita juga bisa berbaur dan bersatu-padu antar sesama manusia terlebih lagi disatu bangsa yang sama.
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari
langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu
membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api
untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus
itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil.
Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang
memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan.”(Ar-Ra’d: 17)
Allah mengumpamakan yang benar dan yang
bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya, yang
benar sama dengan air atau logam murni, yang bathil sama dengan buih air atau
tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. Masih banyak
lagi Allah menyatakan karunia air bagi kehidupan dunia dalam Al-Quran.
Air Selalu Menempati Ruang
“Berbicaralah sesuai dengan bahasa
kaumnya…”
Sifat air, seperti yang diajarkan oleh
guru di tingkat sekolah dasar, salah satunya adalah menempati ruang. Dituangkan
ke dalam wadah berbentuk apapun, air akan selalu mengikuti bentuk wadah itu.
Begitulah air, ia dapat memosisikan dirinya sesuai situasi dan kondisi (sikon)
yang sedang dialaminya. Manusia sewajarnya juga mampu untuk selalu menyesuaikan
satu sama lain agar terjalin komunikasi yang saling dipahami.
Bergerak vs Diam, Energi vs
Penyakit
Selain itu, manusia-mengikuti filosofi air-dituntut untuk bergerak. Bila air bergerak, maka benda-benda yang ada di hadapannya akan terbawa arus. Semakin besar debit air, maka semakin besar energi yang dapat diberikan oleh air. Di banyak tempat, potensi energi air yang besar ini dimanfaatkan untuk memutar turbin air, kemudian turbin akan memutar generator listrik untuk menjadi sumber energi. Tempat-tempat ini dikenal dengan nama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain itu, manusia-mengikuti filosofi air-dituntut untuk bergerak. Bila air bergerak, maka benda-benda yang ada di hadapannya akan terbawa arus. Semakin besar debit air, maka semakin besar energi yang dapat diberikan oleh air. Di banyak tempat, potensi energi air yang besar ini dimanfaatkan untuk memutar turbin air, kemudian turbin akan memutar generator listrik untuk menjadi sumber energi. Tempat-tempat ini dikenal dengan nama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Namun, saat air itu diam, maka ia tidak
akan memberikan pengaruh apapun terhadap benda-benda di sekitarnya. Bahkan, air
yang menggenang justru akan menimbulkan penyakit, menjadi tempat
berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk.
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk terus beramal shalih. Banyak ayat Allah dalam Al-Quran yang berkaitan dengan perintah ‘amal shalih, diantaranya:
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk terus beramal shalih. Banyak ayat Allah dalam Al-Quran yang berkaitan dengan perintah ‘amal shalih, diantaranya:
فإذافرغت فانصب
“Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain,”(Al-Insyirah: 7)
Sebagian muffasirin berpendapat apabila
kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah, maka beribadatlah kepada Allah;
apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan
akhirat, dan ada lagi yang mengatakan; apabila telah selesai mengerjakan
shalat, berdoalah.
فإذاقضيت الصلوة فانتشروافي الأرض وابتغوامن فضل الله واذكرواالله كثيرًالعلكم تفلحون
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(Al-Jumu’ah: 10)
Meninggalkan Basah
Setelah melewati suatu benda, biasanya air akan meninggalkan basah pada benda tersebut. Hal ini berlaku untuk benda tegak (vertikal), maupun mendatar. Benda yang telah dilewati air akan kering setelah beberapa saat, mulai dari hitungan detik hingga jam. Pun demikian dengan manusia, pengaruhnya dituntut untuk tetap eksis meski ia telah tiada, baik karena sudah berpindah tempat ataupun wafat.
Setelah melewati suatu benda, biasanya air akan meninggalkan basah pada benda tersebut. Hal ini berlaku untuk benda tegak (vertikal), maupun mendatar. Benda yang telah dilewati air akan kering setelah beberapa saat, mulai dari hitungan detik hingga jam. Pun demikian dengan manusia, pengaruhnya dituntut untuk tetap eksis meski ia telah tiada, baik karena sudah berpindah tempat ataupun wafat.
Contoh konkret, kita dapat meneladani
(karena tidak akan bisa menyamai) Muhammad, Rasulullah SAW. Dilahirkan dari
peradaban primitif serta jauh dari perkembangan global di zamannya, beliau
sanggup membumikan ajaran Islam. Ajaran yang masih paling asli hingga detik ini
dari semua ajaran lain. Beliau masih meninggalkan ‘basah’ yang asli hingga
berabad lamanya, hatta lebih dari kemampuan air itu sendiri.
Lalu bagaimana dengan kita? Tetaplah berusaha untuk terus melakukan ‘amal shalih agar meraih ridha Allah.
Lalu bagaimana dengan kita? Tetaplah berusaha untuk terus melakukan ‘amal shalih agar meraih ridha Allah.
Filosofi Air Dalam Teko.
Apakah mungkin terjadi, jika di dalam sebuah teko yang berisi air teh, tiba-tiba pada saat dituang berubah menjadi kopi?, atau apakah mungkin jika air yang ada dalam teko kotor, maka pada saat dituang air itu berubah menjadi bersih ?, pasti akan tetap kotor dan tidak mungkin menjadi bersih, artinya apa yang ada di dalam teko akan pasti sama dengan yang keluar di mulut teko.
Demikian juga halnya dengan interaksi
sehari-hari (yang menggunakan Ucapan dan Sikap dalam menyampaikan keinginan).
Kita biasa mengatakan “Jaga Mulut Kamu”, yang sebenarnya itu adalah salah
kaprah. Mulut tidak bisa dijaga karena ia berada di bawah perintah, makanya ia
boleh berkata : ”Jangan salahkan saya dong, saya hanya menjalankan perintah”.
Sama halnya dengan mulut teko, juga tidak mau disalahkan karena mengeluarkan
air kotor, “Habis, air yang di dalam tekonya kotor”, katanya.
Tentu kita tidak bisa menyalahkan bahwa
orang yang sedang marah mengeluarkan kata-kata kasar, membentak, mata melotot
dan menggabrak meja, bahkan mungkin semua nama binatang di Ragunan meluncur
dari mulutnya, karena itulah refleksi dari Suasana Hati yang sedang
dirasakannya.
Suasana Hati, wilayah inilah yang harus
dikontrol, karena di sinilah pusat pengendalian terhadap ucapan dan sikap kita
dalam berkomunikasi. Kita tentu memilih kata-kata yang menyenangkan pada saat
suasana hati kita dalam keadaan senang, tapi kita tidak mungkin berucap dan
bersikap menyenangkan pada saat kita kesal.
Seorang pemain sinetron tidak bisa
bersikap dan mengucapkan kata-kata yang mencerminkan kesedihan, karena pada
saat itu suasana hatinya masih riang gembira. Selama suasana hatinya masih
diliputi kegembiraan maka take dan cut akan terus meluncur dari mulut sang
sutradara.
”Suasana Hati” terkait dengan ”Warna
Pikiran”.
Salah satu syarat keberhasilan
komunikasi adalah Warna Pikiran dari pihak yang melakukan komunikasi tersebut
dalam keadaan jernih dan tidak diliputi oleh pikiran yang negatif seperti
kesal, angkuh, prasangka buruk, melecehkan, dan sebagainya, seperti jangan
memanggil dan menasihati anak buah pada saat suasana hati Anda marah dan kesal
terhadapnya, karena tujuan Anda untk menyadarkannya tidak akan tercapai. Yang
tercapai adalah bahwa Anda menjadi plong karena sudah memuntahkan kemarahan
Anda kepadanya.
Jadi, pesan yang ingin disampaikan oleh
Filosofi Air Dalam Teko ini adalah bersihkan air di dalam teko, baru dituang,
atau jernihkan suasana hati, baru bicara.
Wallahu’alam.
وأنليس للإنسنإلاماسعى٠وأن سعيه سوف يرى٠ثم يجزه الجزآءالأوفى٠وأنإلى ربك المنتهى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak
akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan
yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala
sesuatu),”(An-Najm: 39-42).
Mari jadikan diri kita laksana air. Bersifat rendah hati seperti sifatnya air yang selalu mengalir ketempat yang lebih rendah. Fleksibel dalam menghadapi beban ujian dan cobaan, tegas dan kuat menghadapi tantangan, serta selalu mampu membawa kebaikan, bagi diri sendiri & semua makhluk. Sehingga hidup akan seimbang berarti dan bahagia.
(Copy & Paste)
No comments:
Post a Comment